Sudut Sunyi Hati

Di sudut sunyi hati tempatku tersembunyi, di mana bayang-bayang cinta terbuai sepi. Seperti angin yang tak berujung mengembara. Meninggalkan jejak kerinduan yang parah.

Luka tergores dalam. Tak kan pernah padam. Ketika kenangan datang merobek malam. Setiap detak jantung, bercerita tentangmu. Di antara harapan dan rindu yang kelabu.

Cahaya rembulan enggan menyentuh, saat bayanganmu menari dalam kelam. Bintang pun enggan bersinar di langit hampa. Menyaksikan jiwa ini hancur tanpa rasa.

Kisah yang ditulis oleh jemari sepi. Seolah takdir menjadikanku tak berarti. Dalam setiap bait, tersimpan kepedihan. Mengurat warna abu dari cinta yang hilang. Oh, betapa indahnya saat-saat berlalu. Kini hanyalah serpihan puing harapan semu. Di sudut sunyi hati, ku terbaring sendiri. Menanti embun pagi yang tak kunjung kembali.

Cinta, oh cinta, kau adalah pedang yang memotong rasa dengan tajam tak terpanggang. Di sini aku berdiri, terperangkap dalam lara. Menanti suara hatimu di batas waktu yang fana. 

Kini hanya sunyi yang menemani langkah. Dalam gelap malam, aku menanti harap. Di sudut sunyi hati, ku tulis puisi tentang patah yang abadi. Diantara mimpi dan realita yang tak bertepi.

Comments

Popular posts from this blog

Forever and Ever

Shine Bright

Long Lonely Nights